Dealing with My Anger
Ketika kembali berhadapan dengan sebuah pelajaran (lagi) bahwa "kita gak bisa memaksakan apa yang ada di dalam pikiran kita terhadap orang lain", ternyata itu bikin gue marah. Berharap dalam benak terjadi sesuatu seperti X, yang terjadi kebalikannya. Sampe bikin gue berpikir: "Gue salah apa ya..." Marah karena akhirnya menyadari bahwa: ya... that's life. Gue kelihatannya terlalu memaksakan diri untuk terlalu terbuka pada sebuah komunitas pertemanan yang baru. Gaada seorangpun yang memaksa gue untuk se-terbuka itu, tapi ketika gue ingat lagi diri gue seperti apa, sepertinya gue cukup 'kebablasan'. Dalam artian, aslinya gue tuh gak se-terbuka itu. Gue bisa percaya untuk terbuka dengan orang yang memang menurut gue layak untuk dipercaya setelah gue menganalisa dalam jangka waktu yang gak sebentar. Yang ini, baru juga kenal berapa lama, gue udah bocor. Di situlah trust issue gue kembali muncul ke permukaan. Dan ternyata bener kan. Alih-alih mendapat damai se...