Posts

Showing posts from 2020

Ada yang Tak Kalah Berharga dari Uang

Image
Photo by  Jason Leung  on  Unsplash Halo, Friendtizen! (cie udah lama beut gak nyapa kayak gini di awal blog. Hihihi 😁) Akhir-akhir ini lagi cukup padat mengerjakan tanggung jawab di tempat kerja karena lagi ada beberapa  project  akhir tahun di kantor. Meski 85% waktu lebih banyak dihabiskan di sana-- and that's okay, still enjoying every circumstances-- aku pribadi tetap berkomitmen pada diri sendiri untuk setia membaca dan menulis. Setidaknya baca 1 subbab buku dan ngepost 1 tulisan di blog setiap 1x setiap pekan. Nah, kali ini sejujurnya ada dua hal di kepala yang pengen banget ditumpahin di blog. Ini yang pertama, yang keduanya nginep dulu di  draft  yaa 😄 --- Photo by  Markus Spiske  on  Unsplash Weekend  kemarin aku dan para atasan serta rekan kerjaku mengadakan  annual meeting,  atau yang biasa disebut  meeting  tahunan.  Meeting  tahunan itu semacam pertemuan rapat panjang yang lebih fokus membahas  review  kinerja di tahun tersebut, evaluasi, hingga tahap perencanaan un

Tetap Melakukan Bagianku -- Sebuah Pilihan dan Komitmen Natal 2020

Image
Photo by  JESHOOTS.COM  on  Unsplash Beberapa hari terakhir ini, ada 1 doa yang berulang kali aku utarakan: "God, I lost my heart. Aku kehilangan hatiku. Sampai taraf tertentu, bahkan aku gak mengenali diriku sendiri. Apakah aku kembali sedang berpura-pura menjadi orang lain? Apakah aku sedang tidak menjadi diri sendiri?" Mungkin beberapa dari kalian udah baca beberapa postingan blog aku yang terbaru. Di tengah situasi sulit yang tengah kualami, aku akhirnya meminta bantuan seorang kakak konselor untuk berkonsultasi. Beliau sangat baik dan sabar ketika menolongku mendefinisikan apa yang tengah terjadi pada diriku sendiri secara perlahan-lahan. Sudah 2 kali bertemu secara virtual dalam konseling, ditambah beberapa kali kami berbincang melalui Whatsapp  chat , aku menemukan sepertinya saat ini aku sedang kebingungan. Kebingungan dengan diriku sendiri. Bingung dengan bagaimana aku seharusnya memperlakukan orang lain, dan bingung juga bagaimana aku harus meresponi kenyataan ketik

"I Will Bring Honour To Us All" - Sebuah Tuntutan

Image
Photo by Sincerely Media on Unsplash "I will bring honor to us all." --- Aku gak tahu apakah setiap manusia akan menghadapi berbagai macam tuntutan dalam hidupnya. Tuntutan yang datang dari dalam keluarga inti, dari keluarga besar, dari kebudayaan --seperti cerita dalam film "Mulan" , atau dari lingkungan sosial manapun tempat kita berada. Tuntutan yang bisa saja mampu kita penuhi, bisa saja tidak. Ketika tuntutan terpenuhi, tentu penerimaan dari 'si penuntut'--siapapun itu, akan terwujud. Kita akan merasa diterima oleh dia/mereka meski mungkin hal yang kita lakukan sebagai tuntutan tersebut bertentangan dengan hati nurani kita. Lalu gimana jadinya jika kita gak bisa memenuhi tuntutan itu? Seperti yang aku tonton dari film "Mulan", tentu ada banyak pengorbanan dan resiko yang besar. Ditolak, harga diri yang jatuh di mata masyarakat, aib, bikin malu, dan lain-lain. Kalo udah kayak gitu sepertinya berbuat hal baik apapun akan selalu jadi salah karen

Relasi. Adaptasi. Sebuah Refleksi.

Image
Photo by  Krzysztof Niewolny  on  Unsplash Salah satu hal yang aku temukan dan yakini ada di dalam diriku sendiri adalah aku senang mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan kerjasama tim, acara atau  event , pokoknya segala sesuatu yang berkaitan dengan perencanaan/persiapan - eksekusi - evaluasi -  repeat . Itulah mengapa sejak sekolah hingga kuliah aku lebih sering terlibat sebagai tim acara dalam sebuah kepanitiaan maupun organisasi. Pernah sempat  nyemplung  jadi tim sponsor, tim danus, dan tim dekorasi namun semuanya terasa datar-datar aja. Peranku di bagian itu malah lebih sering menjadi tim hore saking membosankannya. Hal yang sama terjadi di dunia karir. Sekali waktu pernah ingin menjajal bekerja di bagian redaksi media, namun ternyata aku cepat bosan. Mengerjakan hal yang ritmenya sama secara terus-menerus dalam 5 kali seminggu ternyata membuatku gak semangat. Akhirnya pilihan berkarir di dunia bisnis kuliner sebagai marketing, kreatif, tim hore media sosial, dan ruang lingku