Posts

Showing posts from 2023
"We don't have to be overwhelmed by our troubles, but we can face them with His hope and peace. Heavenly Father, give me the courage to trust in You. Help me to believe that You're all that You promise to be."
"Father, thank You for giving me this opportunity to serve You. Help me to be faithful with the talents and strength You've given me to work for You."

"Kamu hobinya apa?" | "Kerja."

Image
Anjir, beneran??? 🤣🤣🤣🤣🤣 --- Pekan lalu gue ketemuan sama salah satu kakak mentor yang (hingga saat ini) menolong gue berproses menemukan dan menggali potensi-potensi dalam diri. Sebagai perempuan muda yang terlampau sering clueless dalam hidupnya, dan juga yang terlampau sering mengemukakan narasi-narasi negatif terhadap diri sendiri, rasanya mencari tahu tentang potensi diri sendiri itu menjadi hal yang sulit sekali bagi gue. Belum lagi ditambah rasa minder, ngebanding-bandingin diri sendiri dengan orang lain, suka melihat atau memandang diri dari sudut pandang si crush  ( like: "Apakah dia akan menyukaiku jika aku seperti ini-itu?" --pfftt), dan fokus yang cukup berlebihan pada aspek kelemahan diri. Jadilah, akhirnya gue meminta pertolongan orang lain untuk membantu gue bisa menilai dan melihat diri secara lebih obyektif. Bersyukur banget ternyata orang-orang kayak mentor, psikolog atau terapis atau konselor atau apapun itu namanya, dikasih karunia khusus untuk bisa ba

Tantrum: Si Paling Bikin Kenyang dan Menguras Energi

Image
Hari ini gue janjian sama tukang jahit untuk bikin baju bridesmaid  buat acara nikahan temen nanti. Ditemenin nyokap. Long story short, rencananya setelah selesai ngukur dan nentuin model gue bakal nongkrong di mal tempat biasa gue 'me time'. S edangkan nyokap balik. Turns out  pas udah selesai, nyokap bilang mau ikut gue ke mal. Alasannya karena mau ikut numpang nge- charge hape. Batrenya kritis. Akhirnya gue coba pesan mobol (mobil online ). 2-3x gue cancel karena mitra pengemudinya pada gak bisa. Ada yg lagi mau isi bensin, ada yang gak gerak, ada yang gak bisa dikontak. Emosi. Batre hape gue juga ikut kritis. Terus nyokap ngasih saran kita naik ojol aja masing-masing. Oke. Ketika nyokap bilang (sambil coba pesen ojol dari hapenya sendiri yg batrenya kritis itu): "Ke mana tadi, ke Puri ya..." , gue sadar emosi gue langsung naik saat itu. "Bentar, bentar. Mama ikut ke Puri mau ngapain?" "Nge- charge hape." "Lah, kenapa gak langsung balik aja

Gapapa, Meistaaa, gapapaaa

Meiii, luka hatimu pasca ditolak 🍦 belum pulih sepenuhnya.. It's okay. Gausah panik dan fomo karena ngerasa kayak udah lama banget peristiwanya tapi kok belum sembuh2 juga. Ditolak cowok yg lo suka itu menyakitkan kok, Meii..BANGET. Kita normalisasi hal ini yaa. That's why ketika lo buka hati lo utk 🍎, sebenarnya ketakutannya masih lebih besar ketimbang keberanian untuk memulai dan mengingini sebuah relasi serius. Kita gausah pikirin 🍎 atau crush2 lo berikutnya. Yg perlu kita urusin adalah hati lo, Mei. Berproses ya, Mei. Ini kesempatan baik utk ngijinin Tuhan Yesus berjalan bersama lo dan nyembuhin hati lo yg masih berasa lukanya ini... Inget: ditolak cowok yg lo suka itu bener2 menyakitkan, Mei. Sedih itu. 

Berdoa tentang Trauma Berdoa (e punten, gimana maksudnya? 🤔)

Doaku hari ini: Tuhan Yesus, Engkau tau aku kecewa. Engkau tau aku hopeless. Engkau tau aku udah gak punya semangat hidup. Engkau tau aku capek memiliki keinginan tapi harus sepaket dengan menerima kenyataan jika keinginanku gak terkabul, atau jika waktunya gak sesuai dengan yang aku mau. Engkau tau aku jadi trauma untuk berdoa dan meminta/mengajukan permintaan-permintaanku pada-Mu. Kayak...ya berdoa sih berdoa. Buat naikin ungkapan syukur, buat mengakui bahwa Engkaulah Tuhan yang berdaulat dalam hidupku, buat mengagungkan nama-Mu yang adalah pemilik hidup aku. Tapi kalo berdoa untuk request  sesuatu lagi...kayak trauma gitu, Tuhan... Aku lagi kepengen beli kamera mirrorless. Dan baru inget gitu, dari dulu akutuh pengen punya kamera sendiri (bukan kamera hape), karena aku suka mendokumentasikan momen dan aku simpan sebagai kenang-kenangan. Tapi bahkan sampai gaji aku mencapai titik tertingginya aja, gak kebeli-beli itu kamera. Aku tau, bukan karena Engkau gak ngasih. Inimah karena Meis
Lo cantik, anjir! Own it! 😊😍

Kalo kata Tiara Andini: "Terlalu cepat jatuhkan hati" - akhirnya jatoh beneran

Sebenarnya gak ada yang salah, sama sekali enggak salah, kalo dia akhirnya punya pacar. Kan itu hidup dia, kenapa gue harus jadi yang "gimana-gimana"? Tapi kenyataan bahwa respon gue semalam ketika mendapat informasi yang "misleading" tersebut membuat gue resah, gelisah, dan menangis (lagi!), berarti memang gue belum melepaskan dengan seutuhnya. Hati tuh rasanya perih gitu dan langsung muncul pertanyaan: "Hah, secepat ini? Buset, gue belum siap ancur berantakan!" Yatapi kan dia punya hidup yang harus diurus dan dipertanggungjawabkan sendiri loh. Siapa gue yang berani-beraninya mau terlibat? Siapa gue yang sok-sokan kenal? "Kenal"...yayaya, itu permintaan utama dalam doa yang gue utarakan beberapa tahun lalu. Gak minta lebih, cuma minta pengen kenal aja. Dan...ya dijawab. Tapi manusia mana ada sisi puasnya sih? Abis dijawab satu minta yang lain. Terus aja terus minta lebih sampai lupa bahwa sebenarnya ada proses yang harus dijalanin...dan ini gak
Stop doing everything based on fear . Start doing everything based on love . Embrace. Accept. Release forgiveness . Remember how and why you'd been forgiven all these times. Berproseslah dalam setiap situasi. Hidup gak selamanya enak, tapi gak selamanya menderita juga. Just do something.

Merenungkan Perjalanan 7 Tahun Berkarir Sebelum Memasuki Usia 30

Image
7 tahun kerja sebagai role yang kurang lebih serupa, ternyata membuat gue merenung dan berpikir ulang lagi belakangan ini: Apakah peranan tersebut benar-benar sesuatu yang Meista kerjakan dari hati? Atau jangan-jangan peranan tersebut Meista lakukan berdasarkan motivasi 'sekadar cari uang'? Gue menyadari bahwa realita kehidupan memang seringkali membuat idealisme jadi turun tahta. Maksudnya, sesederhana gue sampe gak tau mimpi dan cita-cita gue apa dalam berkarir karena sejak awal kerja yang gue pikirin cuma: Gimana caranya cari duit biar gak ngerepotin orang tua lagi Gimana caranya gue punya penghasilan sendiri dan gue tetap bisa memberi dari apa yang gue punya Gimana caranya gue bantuin papa untuk renov rumah --> dan ini mengarahkan gue untuk selalu nyari kerja yang prospek gajinya tinggi Menjadi seorang marketing dan pelaku media sosial selama 7 tahun berkarir ternyata membawa gue pada sebuah pemahaman terhadap diri sendiri bahwa: gue suka dengan role ini bukan karena gue

Ternyata Kopong Seperti Tahu Bulat

Image
Ke-trigger pengen nulis gara-gara ada kakak yang ngechat. Hahaha. Jadi ini blognya isinya skrinsyutan chat 🤪   Sabar, Mei, sabar... Mungkin memang ini fase dan waktunya lu harus "do something" lagi. Mungkin ini waktunya lu gak boleh "diem aja". Meskipun dalam batin ngerasanya kayak: Tuhan kok diem aja?
Image
AKAR asal mula; pokok; pangkal; yang menjadi sebab(-sebabnya). (Sumber: KBBI Daring) --- "Gue pengen punya pacar/pasangan yang lebih tua dari gue." "Kenapa harus gitu?" "Biar gue punya abang. Wkwkwk. Karena gue gak akan pernah punya kakak laki-laki, jadi mungkin gue bisa wujudkan keinginan ini di pasangan hidup gue nanti." "Tapi usia lebih tua belum tentu lebih dewasa karakternya loh, Mei." "Iya, bener. Gue udah membuktikan itu kok. Tapi gue bisa ngerasa kok mana yang bisa gue jadikan abang mana yang engga, terlepas dari usianya lebih tua, seumur, atau lebih muda dari gue. Ya intinya sebenarnya sosok dan karakteristik abangnya sih yang gue cari, terlepas dari umurnya." Sebuah percakapan ringan dengan seorang teman yang menyingkapkan salah satu impian terbesar gue dalam hidup: punya pasangan yang sekaligus bisa jadi kakak laki-laki. --- Ada yang bilang...katanya hal-hal yang kita pilih dalam hidup, atau keputusan-keputusan yang kita ambi

Ketika "Mendoakan Seseorang" Menjadi Boomerang Menyesakkan Bagi Diri Sendiri

Image
Bertahun-tahun menjadi anak muda yang dibina dan ditumbuhkan imannya kepada Tuhan Yesus Kristus melalui wadah persekutuan ternyata membentuk sebuah pola dan standar idealisme terhadap diri sendiri. Ada beberapa konsep yang gue temukan dan pelajari selama gue menjadi anak binaan persekutuan, salah satunya adalah tentang "mendoakan pasangan hidup". Sering banget gue dapet cerita, atau bahkan gue mengalaminya sendiri gitu ya, ketika ada orang yang melontarkan pernyataan: "Iya, udah umur segitu dek. Udah bolehlah itu didoakan calon teman hidupmu." "Udah boleh kok mulai mendoakan pasangan hidupmu dari sekarang." ...dan hal-hal serupa lainnya yang akhirnya membentuk mindset di gue bahwa: oh, berarti kalo gue gak doain, gue dosa. Salah. Ini harus masuk ke dalam daftar prioritas doa yang penting. Karena katanya keputusan memilih pasangan hidup adalah keputusan terpenting kedua setelah memutuskan mengikut Yesus. Jadilah kan gue lakukan itu si konsep mendoakan-mendo