Numpahin Isi Diary--Sebuah Keisengan Nemu Tulisan Sendiri

Photo by Plush Design Studio on Unsplash

Hai, gaes! 😊

Jadi ceritanya hari ini gue lagi beberes file di laptop karena udah betumpuk banget dari jaman kapan tau πŸ˜…

Sekalian gue juga lagi nge-back up beberapa file yang perlu disimpan, dan membuang file yang udah gak diperlukan.

Teruuus, tetiba gue sampai pada salah satu folder yang judulnya "CONFIDENTIAL".

Gue lupa ini folder apaan yak...

Ternyata, pas gue buka isinya adalah beberapa curcolan gue di masa-masa gue memutuskan untuk nganggur sesaat di tahun 2019.

Gue geli sendiri sih bacanya πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Ternyata gue mendapat atau mengalami banyak banget pelajaran-pelajaran berharga yang sayang untuk gak gue share di sini.

So, di section "DIARY GOES TO PUBLIC" ini, gue akan meng-copypaste apa yang ada di dalam diary gue secara plek-plekan.

Akan ada beberapa informasi yang disensor demi kenyamanan bersama, tapi tetap gak akan gue tambah atau kurangi sedikitpun (gue akan tuliskan hal-hal yang disensor jika memang harus disensor; selebihnya, semuanya asli plek-plekan).

Apa sih motivasinya Meista pamer isi diary ke ranah publik macem blog gini?

Motivasinya bagi gue pribadi sih ya sebagai pengingat aja, bahwa di masa lalu gue pernah mengalami hal ini-itu, dan bersyukur dapet pelajaran berharga.

Udah gitu mungkin bisa jadi pengukur transformasi karakter juga; apakah dengan segala peristiwa yang telah gue lalui selama ini gue berubah jadi Meista yang lebih baik atau enggak.

Terus ya siapa tau bisa menginspirasi temen-temen Friendtizen semua, hehehe 😁😁😁

Dan gue sih enggak masalah dengan yang namanya hujatan ya.

Namanya juga dunia maya, gak selalu orang harus suka dengan konten yang gue bikin.

Bagaimanapun juga, ya beginilah gue: tukang menumpahkan isi hati dan pikiran dalam bentuk tulisan di blog atau Instastory πŸ˜‰

Langsung aja cekidot "DIARY GOES TO PUBLIC" bagian pertama ini yesss.

(Btw gue kasih judul "Sebelumnya..." tuh karena...entahlah. Beberapa dari kalian pasti mengerti, hehehe 😊)

-----


Photo by Freshh Connection on Unsplash

JUMAT, 5 APRIL 2019

Hari ini dimulai dengan bangun cukup siang.

Lupa jam berapa, tapi pokoknya sampe gak bisa sarapan saking bangunnya terlalu siang.

Wkwkwk.

Kenapa bisa bangun siang, soalnya hari sebelumnya memang gue begadang.

Kalo gak salah sih baru tidur jam 4-an atau setengah 5 gitu.

Biasa, ngelaptop atau kontemplasi diri di malam-malam yang sepi.

---

Hari ini cuma punya 1 agenda keluar rumah: dateng PAKJ Pusat bareng Raisa.

Gue spending time dari jam 3 sore lebih untuk touch up-touch up.

Motivasinya selain untuk belajar make up dan loving myself, ya supaya lebih PEDE aja kalau ketemu orang.

Apalagi tudei memang gue sudah mendoakan ke Tuhan supaya bisa ketemu si abang.

Bang *** (censored, sebut saja Bang Michael).

Satu hal yang perlu gue evaluasi dari make up gue hari ini adalah: eyeliner pensil hitam ternyata bikin ekspresi gue jadi terlihat galak dan makin jutek.

So, maybe next-nya untuk make up natural gue akan kembali pakai eyeliner cokelat.

Syukur-syukur ada yang liquid, jadi gak pake yang pensil lagi.

---

Sebelum ke PAKJ, gue janjian dulu sama Raisa ketemuan di kantornya dia, Mahkamah Konstitusi.

Habis dari situ kita ke Alfamart beli makanan, baru ke gereja All Saints Anglican Church, Tugu Tani untuk ibadah PAKJ.

Oh iya, puji Tuhan banget hari ini bisa terdorong ikut PAKJ karena udah 'janji' sama Kak Christie (yang hari itu jadi MC).

Harapannya sih bulan depan bisa tetap dateng, terlepas dari 'janji' sama orang apa enggak, atau dateng bareng temen atau sendiri.

Soalnya, PAKJ ini jadi sebuah kegiatan yang pastinya berguna banget untuk pertumbuhan rohani gue.

---

Hari ini di PAKJ ngebahas "Ketakutan vs Kebenaran" yang diambil dari perikop Yohanes 19:1-16a. Beberapa hal yang gue nikmati antara lain:

  • Bahwasanya ternyata gue termasuk orang Kristen yang selalu cari aman dalam hidup. Artinya, takut untuk menyampaikan kebenaran karena takut di-judge, takut ditolak, takut tidak diterima oleh masyarakat. Teladan Yesus? Sangat-sangat tidak cari aman. Pengen banget bisa kayak Dia T_T
  • Bahwasanya sebenarnya gue sering meminta Tuhan bertindak, tapi gue sendiri pun emang sudah melakukan apa? Rasa-rasanya seiprit banget kontribusi gue di dunia ini pun. Gara-gara cari aman dan cari nyaman itu tadi. Hmmm...
  • Bahwasanya gue sering minta yang terbaik dari Tuhan tapi APAKAH I deserved to receive that best?
  • Bahwasanya segala sesuatu yang ada di bumi ini hanyalah sementara. Temporal. Harusnya fakta ini bikin gue jadi lebih menghargai setiap kesempatan yang Tuhan kasih. Harusnya fakta ini bikin gue jadi lebih menghargai setiap pemberian Tuhan, apapun itu. Dan bukannya malah menganggap semua pemberian Tuhan itu MUTLAK milik saya. NO. Thanks, GOD, kupaham sekarang. Semoga aku bisa melakukannya, bukan dengan kekuatanku sendiri, tapi dengan kekuatan dari-Mu.
  • Bahwasanya kita gak punya kuasa terhadap apapun, even itu waktu, harta, hidup, keluarga, dll.
  • Isi UUD 1945 pengen terwujudkan sepenuhnya, seluruhnya? Bisa, tapi ya nanti di Sorga. Kenapa adil, makmur, sejahtera, dll ada di UUD? Supaya itu berlaku selama-lamanya. Diperjuangkan selama-lamanya. Akan terjadi mutlak sempurna di Indonesia? Gak bakal! Hidup di dunia berdosa gak akan ada ketenangan sempurna. Ketenangan abadi cuma akan terjadi di Sorga kelak.
  • Cara menghadapi ketakutan yang salah: lihat Filipi 1:21 (Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan). Mati = untung! Rasul Paulus percaya adanya kuasa kebangkitan. So we should follow him how to follow Him.
  • Takut yang benar adalah: lihat Matius 10:28 (Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka).
  • MENYATAKAN KEBENARAN: dimulai dari menghidupi kebenaran. Konsekuensinya jelas tetap ada, tapi kan Tuhan yang menyertai; Leap of faith. Lompatan iman untuk betul-betul bisa bersaksi. Jangan hanya melihat dari mata manusia, tapi minta Tuhan supaya kita bisa melihat dengan mata iman; Soli Deo Gloria. Segala kemuliaan hanya bagi Allah.
  • Dianiaya = mirip2 Kristus; Diterima = hati2 bisa ada kecenderungan sombong atau menganggap diri berhasil. Akhirnya malah jadi mencuri kemuliaan Tuhan.
  • JANGAN TAKUT! Untuk menyatakan kebenaran-Nya di tengah-tengah dunia yang penuh dosa.
Yep, itu beberapa poin yang gue nikmatin.

Nyatet di ColorNotes dan rekap di diary sih emang gampang.

Doing-nya yang susah.

Yah, dalam nama Yesus deh gue mau coba jadi doers yang baik untuk kemuliaan-Nya.

---

Setelah PAKJ selesai, surprisingly gue dan Raisa ketemu Kak Yohana.

OMG Kak Yo!

Udah lama banget gak ketemu paraaaah.

Kita chit-chat sebentar, dapet info bahwa Kak Monic akan ke UK ambil LPDP, dan Kak Bebel berencana untuk menikah.

Wagelaseeeeh senior-seniorku iniiiiihhhh.

Bahagia betulll gue update kabar mereka!

Hihihi.

Keluar ruangan, eh gak deng, sampe pintu dulu, Raisa ketemu dan ngobrol sama PKKnya, Kak Avi kalo gak salah namanya.

While gue ngobrol sama Gaby pacarnya Kak Rei.

Dari Gaby, Bang Abdiel, Tepan, Rinda, Bang Reinhard, Bang Vaul, rata-rata pertanyaan yang gue dapat adalah: "Lo masih di Warpas gak sih?".

Akhirnya dengan kesabaran gue menjelaskan sama mereka bahwa gue sudah enggak di Warpas sejak 2018, terus sempat kerja di KG 7 bulan, dan sekarang lagi unemployed; karena lagi ngerjain pekerjaan tak berprofit alias beberes rumah sama belajar jadi ibu rumah tangga #ea.

---

(Ceritanya gue dan Raisa sudah ada di luar gedung ibadah)

Kami ngobrol-ngobrol dengan kawan-kawan lainnya.

Eh gue ketemu Ivan juga!

Si cajonist koplak yang pelayanan bareng di Ibadah Seminar Acara 2019.

Sebetulnya, setelah ibadah selesai gue memang 'main mata'.

Melihat apakah gue bisa melihat sesosok abang itu.

Until...ternyata pas gue dan Raisa ngobrol dengan kawan-kawan di luar, gue melihat dia ternyata ADA.

Thank You, GOD.

Bisa liat dia hari ini.

Tanpa malu-malu kucing dan apa adanya gue, gue langsung nyapa dia.

Nyamperin dia like: "EH ADA BANG MICHAEL! BANG MICHAEL!".

Kemudian salaman dan nanya pertanyaan basi macem: "Pakabar Bang?"

Dia pun menyalami gue balik sambil ngambil martabak manis yang disediain pengurus PAKJ.

"Meista."

Terus, dia macem nanya tentang KTA (Kamp Tahunan Alumni): "Eh dirimu udah mengiyakan pelayanan KTA belum?".

Gue pun hanya cengar-cengir.

LOL.

Sebenarnya gue dan si abang enggak terlalu banyak ngobrol sih.

Cuma obrolan-obrolan ringan aja dan gak lama-lama.

Bahkan gue pernah ada di percakapan garing be like: (maaf disensor percakapannya ya teman-teman, hehehe πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†)

Oh baiklah, gak ada yang bener.

Wkwkwk.

---

1 lagi doa yang Tuhan jawab hari ini: ketemu si abang.

Pelajaran yang sedang gue coba dan berusaha untuk lakukan adalah: turunkan ekspektasi.

Berharaplah hanya pada Tuhan.

Gue yakin sih Tuhan enggak masalah jika gue berdoa dan meminta apapun itu.

Yang jadi masalah kalo gue tetiba ngambek gara-gara apa yang gue mau gak terkabul.

Hihihi itu dulu sih gue yang kayak gitu.

Sekarang gak pengen kayak gitu lagi.

So, ya gue mau terima proses dan pembentukan apapun yang Tuhan mau kerjakan di hidup gue.

---

Gue hingga saat ini sih masih belum bisa decide apakah gue betulan suka sama Bang Michael.

Atau jangan-jangan gue cuma randomly pick up a man supaya ada yang bisa digalaukan dan didoakan.

Jadilah gue emang tidak terlalu mendoakannya secara spesifik.

Yang gue doakan dan minta dari Tuhan hanyalah: jikalau Dia berkenan, gue ingin mengenal si abang ini lebih jauh sebagai teman.

Ya samalah kayak dulu waktu gue doain Bang Ido (bukan nama sebenarnya, hehehe).

Ini juga sama, lebih kayak pengen jadi temen dulu ajah.

Pengen melihat dan menguji apakah Tuhan bukakan momen atau enggak.

Kalau enggak, ya gakpapa.

As long as ini memang bukan jalan-Nya, gue akan patuh.

THANK YOU, JESUS, FOR TODAY.

IT WAS AWESOME! πŸ’“

-----

-----

(Kembali ke Minggu, 19 Januari 2020...)

Satu hal yang akan gue bocorkan update-annya sampai detik ini adalah: yang didoain siapa, yang dateng siapa.

Yang digalauin siapa, yang Tuhan kasih untuk memproses karakter gue beda lagi orangnya.

Gitu dah.

Membingungkan kalo inget-inget mundur ke belakang mah πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Sekarang gue malah ngerasa jauh beut sama si 'Bang Michael' ini.

Entah dia apa kabarnya sekarang (ya gue udah enggak melanjutkan ngedoain dia lagi sejak kapan tau sih πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…)

Anyway, sekian "DIARY GOES TO PUBLIC" kali ini.

Terima kasih buat teman-teman yang udah baca yaaaaah.

Ditunggu part berikutnya in no time! πŸ˜‰

GOD BLESS US ALL! πŸ’—

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN