SARAPAN PAGI: Berserah yang Tidak Menyerah

Photo by rawpixel.com on Unsplash

23 JULI 2014...

Today's Bible reading: Deuteronomy 6:1-9 (Ulangan 6:1-9)

Hari ini saya menikmati bagian dari renungan saat teduh yang dibimbing oleh Our Daily Bread (ODB). Judul renungan hari ini: "Waving The White Flag". White flag atau bendera putih adalah simbol penyerahan, menyerah, giving up. Ketika saya baca judul renungan hari ini, interpretasi iseng pertama yang muncul di pikiran adalah: Wah, apa nih yang harus diserahkan? Kenapa saya harus nyerah? Gara-gara ya itu tadi, bendera putih kalo dikibarin kan artinya menyerah. Namun setelah saya membaca dan merenungkan bahan saat teduh hari ini, ternyata maknanya indah banget. Saya diingatkan kembali untuk menyerahkan segenap hidup pribadi saya ke dalam tangan Tuhan. SEMUA, gak ada kecuali. Diri saya, pikiran saya, perasaan saya, orang tua saya, keluarga saya, kehidupan perkuliahan saya, kehidupan percintaan saya, pokoknya segala-galanya harus diserahin ke Tuhan tanpa kecuali.

Here it is some of quotation yang sangat saya nikmati pada renungan ODB hari ini:

"From God's point of view, life with Him is far more than just trying to be good. It is always about relationship--relationship in which surrender is the way we express our grateful love to Him. Jesus, in amazing love for us, surrended Himself on the cross to rescue us from our helpless bondage to sin and set us on a journey to all that is good and glorious.

We don't have enough words to tell God how much we love Him! So, let's show Him our love by surrendering our hearts and lives to follow Him.

Lord, take my life and make it wholly Thine;
Fill my poor heart with Thy great love divine.
Take all my will, my passion, self, and pride;
I now surrender, Lord--in me abide. --Orr".

Lalu bagian dari Firman Tuhan yang saya nikmati dari renungan hari ini adalah Ulangan 6:4-5, yang bunyinya demikian:

"Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu."

Aplikasi yang akan saya lakukan adalah tetap berfokus pada Tuhan dan menyerahkan apapun yang terjadi dalam hidup saya kedalam tangan-Nya, karena saya percaya Dia yang akan memelihara kehidupan saya.

AMEN πŸ’“

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN