SARAPAN PAGI: Pikiran Sehat, Hati Kuat

Photo by Jamie Street on Unsplash


5 Februari 2015...


Selamat pagi! Hari ini saya benar-benar terberkati dengan renungan hari ini yang judulnya: HABITS OF A HEALTHY MIND

Healthy mind...
Menyadari bahwa "penyakit" saya sebagai orang yang melankolis yaitu selalu mikirin-segala-sesuatu-dari-yang-penting-sampe-yang-gak-penting-banget, renungan Firman Tuhan pagi ini benar-benar memberi saya banyak pelajaran lagi. Sebagai manusia normal, saya sering banget ngeluh, marah-marah, dan kesal sama hal-hal yang terjadi tidak sesuai dengan ekspektasi saya. Hal ini saya alamin bahkan sejak saya sekolah dulu. Semakin kesini, umur saya makin nambah, ternyata tekanannya makin berat. Apalagi dengan pola pikir saya yang keseringan bikin "sinetron-di-otak", saya pun jadinya sering diperhadapkan dengan hal-hal yang menguji kebergantungan saya kepada Tuhan. Lalu akhirnya muncul pertanyaan-pertanyaan berikut dalam pikiran saya:

Seberapa jauh saya menggantungkan hidup ini sama Tuhan?

Seberapa banyak aspek kehidupan saya yang mau dipercayakan pada Tuhan sepenuhnya?

Kapan saya mau berhenti bikin "sinetron" kehidupan diri sendiri dan membiarkan Sang Sutradara Maha Besar yang menyusun skenarionya demi kebaikan hidup saya sendiri?

Membuat 'skenario hidup' sebenarnya memang ngga ada salahnya. Tentu setiap orang pasti harus membuat perencanaan matang di dalam hidupnya untuk mencapai tujuan dan arah hidup yang pasti. Namun ketika tujuan hidup tersebut bersifat self-centris kemudian dipaksakan dan tanpa menyadari bahwa ada Sosok yang berkuasa untuk mengendalikan hidup ini, menurut saya itu udah keliru. Jadi jangan salah paham bahwa kita sebagai manusia gak boleh punya angan-angan, cita-cita, atau bayangan untuk masa depan sendiri, no itu keliru. Yang saya pelajari adalah gimana caranya ditengah angan-angan dan mimpi tersebut kita bisa tetap rendah hati untuk mau menyerahkan semuanya itu ke tangan Tuhan sepenuhnya.

Anyway, balik lagi ke topik renungan hari ini. Yuk buka Alkitabnya di Mazmur 37:1-8. Lalu kita coba perhatikan beberapa poin yang saya nikmati banget dan semoga kalian juga menikmati hal yang sama...

"Psalm 37:1-8 gives positive actions we can take as an antidote to pessimism and discouragement. Consider these mood boosters:
  1. Trust in the Lord, do good, dwell in the land, feed on His faithfulness;
  2. Delight in the Lord;
  3. Commit your way to the Lord, trust in Him;
  4. Rest in the Lord, wait patiently for Him, do not fret;
  5. Cease from anger, forsake wrath.
Because they are connected to the phrase "in the Lord", those directives are more than wishful thinking or unrealistic suggestions. It's because of Jesus, and in His strength, that they become possible.

Our one true source for optimism is the redemption that is in Jesus. He is our reason for hope!
When there's bad news, our hope is the good news of Jesus."

-----

Lima poin di atas mungkin keliatannya abstrak banget. Gak keliatan hal konkrit apa yang harus dilakukan. Tapi yang paliiing saya nikmati adalah bagian yang saya kasih warna pink di atas:

"...those directives are more than wishful thinking or unrealistic suggestions. It's because of Jesus, and in His strength, that they become possible.".

Sekuat apapun usaha saya untuk mengaplikasikan hal-hal tersebut, sebesar apapun kekuatan saya untuk menghilangkan segala macam ekspektasi dan kebaperan yang berlebihan, saya pasti gak bakal sanggup ngejalaninnya kalo gak mengandalkan kekuatan dari Tuhan Yesus sendiri. Entahlah, saya sih merasa saya ini adalah manusia yang lemah banget. Makanya saya butuh Tuhan Yesus. Dia yang selalu bisa bikin saya kuat menghadapi apapun sampai saat ini. Dia yang memberikan kekuatan melalui Firman-Nya lewat renungan pagi, atau lewat teman-teman yang tidak hanya baik tapi juga rela menegur saya kalo saya salah, juga lewat keluarga yang selalu ada buat saya dan sabar ngadepin saya yang labil begini. Kasih Allah yang ada pada mereka membuat saya sadar bahwa bahkan di setiap tekanan, ujian hidup, cobaan, atau hal-hal gak enak lainnya, Tuhan selalu ada bareng-bareng sama saya. How great is our GOD, doesn't He? πŸ’“

Salah satu penggalan lirik lagu rohani yang saya suka, yang diambil dari Amsal 3:5 menjadi bekal kehidupan untuk kita semua:

"Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu, dan jangan bersandar kepada pengertianmu sendiri."

Stay blessed, readers! GOD bless us! πŸŒŸ

-----

Lord, we can't manufacture hope, and even if we tried it wouldn't be real. Help us to find hope in You because of what Jesus has done for us. We know You are walking beside us.

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN