INSPIRASI INSOMNIA

Photo by Mpho Mojapelo on Unsplash


2 Maret 2017...

Jadi ceritanya malem ini saya gak bisa tidur. Entah karena tadi sore minum kopi di salah satu kafe donat, atau karena abis minum kopi saya gak makan nasi lagi terus jadi laper, saya gak tau pasti. Yang jelas saya jadi susah tidur dan...lapar. Puji Tuhan ternyata nasi yang baru mateng masih ada di meja makan. Berhubung perut ini ternyata sudah berisik, akhirnya saya makan sepiring nasi sama kecap...malem-malem πŸ˜‚

Setelah ngambil makanan, saya pun nyalain TV. Biar gak sepi-sepi amat gitu. Pas nyalain TV, ternyata channel yang kepasang itu Metro TV, dan pas banget lagi nayangin siaran ulang acara Kick Andy.

Ketika saya nonton tayangan itu, saya pikir topiknya lagi bahas orang-orang pinggiran yang (mungkin) keren banget sampe diundang ke acara tersebut. Beliau laki-laki, tampangnya cukup sangar, tatonya dimana-mana bahkan sampe ke muka! Saya ulangi ya: saya pikir. Jadi itu memang hanya pandangan subyektif saya terhadap si tamu yang lagi duduk bareng Andi F. Noya itu.

...and you know what?

Ternyata beliau adalah seorang PENDETA. Pendeta jalanan.

Whoa 😲

Ketika denger kata 'pendeta', citra yang terbayang di pikiran saya adalah: orangnya (terlihat) berwibawa, berpakaian keren, grooming-nya oke, tampangnya memperlihatkan kesan baik. Nyatanya? Tampangnya nyeremin karena ada tato menutupi seluruh tubuhnya. Iyah, bagi saya (lagi-lagi ini subyektif) orang yang bertato sebadan itu nyeremin. Kenapa? Karena mereka kok bisa berani 'melukai' diri mereka sendiri demi nempelin tato--yang saya gak ngerti fungsi dan faedahnya apa buat hidup ini. Lagi-lagi ini subyektif ya, temans.

Kisah yang saya tangkep dari cerita bapak pendeta jalanan ini intinya adalah beliau memang punya kehidupan masa lalu yang kelam. Beliau mengaku bahwa ia adalah kaum marginal; kaum yang 'hidup di jalan'. Sampai suatu saat Tuhan menyentuh hatinya sampai bisa bertobat dan berbalik ke kehidupan yang takut akan Tuhan. Sejak saat itu, beliau mulai menjalani hidup yang mau berdampak bagi orang lain, mulai bantu kehidupan orang-orang sekitarnya yang sama-sama kekurangan. Ngga, beliau gak 'menyebarkan agama Kristen' kok. Sama sekali gak ada topik keagamaan dari kesaksiannya di Kick Andy barusan. Bahkan ketika lagi ngajar anak-anakpun beliau gak bawa-bawa identitas sebagai 'pendeta'. Dia bilang: "Status pendeta ini hanya saya dan Tuhan yang tau". Oh iya terus kalo soal gimana caranya dapet gelar pendeta sih saya kurang nyimak secara detil. Tadi yang saya tangkep adalah beliau memang sempat ikut pendidikan Alkitab, tapi karena perawakan dan tampangnya seperti itu, beliau satu-satunya yang tidak diberi kesempatan untuk belajar praktek. Orang-orang banyak yang meng-underestimate. Termasuk saya ketika saya nonton acara itu.

-----

Terus poin apa yang saya dapet? Pertama kaget sih pastinya. Kenapa? Karena stereotipe yang saya pasang untuk sejumlah kaum, orang, dan status runtuh seketika saya nonton Kick Andy malem ini--yang gak tau kenapa gak sengaja ketonton karena saya gak bisa tidur.


⭐ Don't judge a book by its cover
Klise, sering diucapin dimana-mana, tapi melalui tayangan ini saya diingatkan kembali tentang hal itu. Saya akui bahwa saya sangat menghindari orang yang bertato, apalagi yang tatonya sebadan gitu sampe ke muka. Sori kalo saya boleh bilang orang kayak gitu punya 'tampang-jambret'. Iya, saya akuin memang saya punya pemikiran kayak gitu juga karena pernah punya pengalaman dijambret (walaupun waktu itu gak keliatan si jambretnya tatoan apa ngga). Cuman gara-gara nonton kesaksian bapak ini, saya jadi mikir 1000 kali untuk negative thinking  ke orang-orang yang seperti 'itu'.

⭐ Berbuat kebaikan itu gak ngeliat agama, dari suku mana, dari kalangan horang kayah atau bukan
Kecukupan yang bapak pendeta jalanan ini miliki membuat saya kembali tersadar bahwa Tuhan pasti cukupkan segala sesuatu bagi setiap kehidupan umat-Nya. Kalo kita memiliki passion untuk melakukan suatu kebaikan bagi orang lain, hal pertama yang mesti dilakukan adalah: teguhkan niat. Lalu: doakan. Minta sama Tuhan apa yang dibutuhkan. Kemudian: lakukan usahanya. Tuhan akan pimpin jalan kita kok. Oyah saya pernah denger sebuah pepatah bunyinya gini: berdoa tanpa berusaha = malas; berusaha tanpa berdoa = sombong. Refleksi buat saya adalah saya masih sering pilih kasih dan ngikutin mood kalau mau berbagi kebaikan dengan sesama. Masih suka itung-itungan, apalagi yang menyangkut waktu--sebuah harta yang paling gak bisa diperbarui (kalo uang kan masih bisa nyetak di BI).

⭐ Jangan sedih, bahkan jodohpun sudah disiapkan-Nya
Iyah! Bapak ini punya istri yang cantik banget, lho! Puji Tuhan banget gak sih. Dan saya melihat satu karya-Nya yang luar biasa. Istrinya itu mendoakan dapet pasangan hidup yang takut akan Tuhan. Dan ya, Tuhan memberikannya suami yang takut akan Tuhan tapi dari latar belakang kehidupan yang gak disangka-sangka. Saya akui sudut pandang saya jadi sempit tatkala saya melihat laki-laki yang takut akan Tuhan itu adalah laki-laki jebolan persekutuan, (pernah) aktif di persekutuan, gak ngerokok, gak minum-minum, gak tatoan, dan gak ngelakuin hal yang aneh-aneh dan gak ganggu deh pokoknya. Tapi semenjak saya melihat cara Tuhan bekerja di kehidupan bapak ini dan istrinya...saya benar-benar speechless. FIX saya harus memperbaiki pola pikir saya yang sempit ini. Laki-laki yang takut akan Tuhan itu bukan (hanya) dilihat dari track record kegiatan 'rohani'-nya aja ternyata. Kalo yang saya pelajari dari kehidupan si bapak ini adalah karena segala sesuatu akan terjadi pada waktu dan cara Tuhan, bukan waktu dan cara manusia. Siapa yang nyangka istrinya si bapak ini bakal dapet orang yang tatoannya sampe ke muka? Siapa yang nyangka bahwa si bapak ini, mungkin pas lagi bikin tato di badannya gak bakal kepikiran bahwa suatu hari nanti dia bakal dapet istri yang cantik dan mereka akhirnya menjalani kehidupan bahagia bersama di dalam Tuhan? Asliiik saya terberkati banget sama cerita kehidupan bapak ini!

-----

Akhir-akhir ini saya lagi sering merasa lost. Lagi sering melihat 'rumput tetangga lebih hijau dari rumput sendiri'. Alhasil jadi sedikit bersyukurnya banyak ngeluhnya. Pas banget kayaknya malam ini saya gak bisa tidur dan disuguhi tontonan seperti itu. Bikin saya merenungkan kembali tentang hal-hal yang saya hadapi akhir-akhir ini.

Saya coba rangkum beberapa poin berkat yang saya peroleh dari tayangan Kick Andy malam ini:

  1. Bersyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya
  2. Tilik lagi stereotipe yang kita punya terhadap orang lain. Sebisa mungkin, hilangkan stereotipe negatif kita terhadap orang lain supaya kita bisa sayang sama mereka, bisa mengasihi orang yang 'tidak baik' menurut kita
  3. Berbuat baiklah sama semua orang sesuai dengan berkat yang kita punya. Gak usah banding-bandingin suku, agama, ras, warna kulit, bentuk fisik, atau hal-hal sensitif lainnya deh. Di bawah kolong langit ini gak ada yang sempurna!
  4. Berdampak positif-lah bagi orang lain; juga bagi alam, dan segala makhluk ciptaan Tuhan lainnya. Contoh konkrit sederhana: TOLONGLAH JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN! Hehehe
  5. Jodoh pasti bertemu. Tabahkanlah hatimu dan hatiku, karena sesungguhnya mencapai tahap janur kuning itu tidak semudah membeli janur kuning itu sendiri.
Stay blessed, readers! πŸ’“

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN