Apa yang mau dilakukan sebelum usia 30? Sebuah perenungan~



Beberapa bulan lalu gue ngumpul sama temen-temen untuk merayakan ulang tahun mereka di bulan Maret. Singkat cerita, kami dinner bareng sambil ngobrol. Berteman dan bertumbuh bareng orang-orang yang pernah kerjasama bareng sedari lama, yang tau bagus jeleknya kita, yang bahkan tau sampe kelam-kelamnya background dan past events kita, membuat kami kalo ketemu udah pasti 'ritual'-nya makan sambil deep talk. Berbagi update kehidupan masing-masing secara jujur dan menceritakan betapa lucu dan 'wkwkwk'-nya hidup ini.

The 'wkwkwk-lyfe' (paansi πŸ˜‚).

Tibalah pada satu sesi di mana salah satu teman bertanya:

"Apa yang mau lo lakukan sebelum umur 30?"

Pas banget waktu itu gue duluan yang disuruh jawab. Siaul emang, padahal saat itu gue masih 28. Mereka noh yang udah 29 duluan πŸ˜‚. Terus gue jawabnya waktu itu gini:

"Mmmm...jujur sih ya gue gak punya planning yang gimana-gimana. Apalagi spesifik gitu "sebelum 30". Gue tipikal orang yang berusaha menikmati apa yang ada saat ini dengan apa yang gue punya.

Karena kalian tau kan gue itu cukup bermasalah sama ekspektasi. Banyak banget kisah di hidup gue yang membuktikan hancurnya ekspektasi gue, baik yang sifatnya ekspektasi pada umumnya maupun ekspektasi yang berlebihan.

So, yah...mungkin gue ngerasanya a little bit pesimis sama hidup ya. Apalagi kalian tau gue tipe orang yang sangat terencana, terstruktur, planner banget. Jadi sekalinya rencana lo ambyar, let go-nya cukup sulit. Tapi ya itu jadi latihan buat gue sih bahwa memang akhirnya menikmati apa yang ada saat ini tuh sepertinya jauh lebih wise."

-----



2 bulan berlalu, giliran gue yang akhirnya diberkahi usia 29 tahun. Lalu tiba-tiba pertanyaan temen gue pas dinner itu kembali terngiang. Ada beberapa kali gue merenungi pertanyaan tersebut.

Iya yah...apa ya yang mau gue lakukan sebelum usia 30?

Mikir, mikir, mikir...bahkan sampe detik gue nulis blog ini gue masih belum nemu jawabannya, WKWKWK 🀣
Tapi gue nemu sedikit hal yang mungkin jauh lebih make sense untuk menjadi jawaban pertanyaan itu: ya yaudah. Jalanin aja.

Dulu gue benci banget kalimat itu. "Jalanin aja."

Like...WHAAAAT?

Hey, we need plan!
Kita gak bisa dong hidup mengalir gitu aja tanpa merencanakan sesuatu. Mau dibawa kemana arah hidup lo emang?

Dulu. Self-talking gue kayak gitu. Tapi seiring dengan banyaknya pembelajaran dalam hidup, yang mostly bikin gue sadar bahwa hidup itu tetap harus dijalani meski kita gak bisa kontrol 100%, being here and now is also important.

Gue tetap punya rencana-rencana, tapi sekarang jauh lebih dibuat konkrit dan S.M.A.R.T. aplikasinya.

S.M.A.R.T. = Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound.

Udah lumayan 'keracunan' ilmu marketing nih gue jadi konsep-konsepnya udah lumayan mendarah daging sampe ke aplikasi hidup, WKWKWK πŸ˜‚

Maksudnya gini, gue memang akhirnya gak bisa lagi merencanakan hal-hal yang terlalu jauh di depan, tapi gue bisa merencanakan hal-hal yang eksekusinya lebih logis untuk dilakukan dalam jangka waktu dekat. Pake mindset SMART tadi.

Misalnya sesederhana merencanakan keuangan. Pelan-pelan, dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan ini, gue mulai bisa untuk monitoring keuangan gue sendiri. Gue tahu lagi ada cicilan di mana, gue tahu dalam sebulan butuh apa aja untuk kebutuhan pribadi, gue tahu harus bantu keluarga dalam hal apa, gue tahu kecenderungan gue untuk bersenang-senang kayak gimana, dan lain-lain.

Aplikasinya gimana? Aplikasinya gue coba bikin financial monitoring report di GSheets gitu, gue tracking pengeluaran harian dan bulanan, terus pas gajian gue evaluasi. Di situ gue bisa lihat behavior gue dalam mengeluarkan uang itu rata-rata terpakai untuk apa. Terpakai buat hal yang gue butuh? Atau kebanyakan terpakai buat yang gue mau? Setelah paham behavior gue sendiri, di bulan depannya gue jadi bisa tentuin komitmen kayak: "Oke, berarti planning bulan depan harus gini, gini, gini. Harus lebih banyak alokasiin di sini, terus buat yang itu entar dulu."

Wow, ternyata seru guys ngeliatin pola keuangan kita sendiri! WKWKWK πŸ˜‚πŸ‘
Kerja udah 6 tahun lebih tapi baru sekarang ngeh serunya ngatur keuangan pribadi, hahaha.

Nah ya sesimpel itulah pola kehidupan yang gue lakukan akhir-akhir ini. Terus sekarang lagi terpikir untuk ambil studi terkait digital marketing atau edtech, entah dalam bentuk course atau S2. Gue terpikir untuk nambah ilmu sambil at the same time praktek langsung di tempat kerja. Cuman gatau nih, galau juga sama bagi waktunya. Kadang bertanya-tanya juga sama diri sendiri:

"Bisa gak ya gue?"

-----

Dan perencanaan jangka panjang yang puaaaliiing mustahil gue kontrol/ekspektasikan/monitoring adalah: menikah.

Ini tuh sulit ya, karena ini bakal bersinggungan sama hidupnya orang lain. Udah pusing sama hidup sendiri, ini harus belajar pusing juga sama hidupnya orang lain. Jadi buat yang satu itu rencana gue lebih ke pengen makin kenal karakter diri sendiri aja dan harus makin tahu gue itu butuh partner yang kayak gimana; yang compatible, yang cocok, dan yang nyambung sama gue. Sembari berproses, ya belajar untuk berteman baik-baik dan buka hati aja. Walau kadang konteksnya kalau lagi suka sama orang itu susah banget sih berhadapan dengan ekspektasi sendiri. Gue ga tau deh sekarang bakal ngalemin petualangan yang kayak gimana lagi when there's someone on my mind and consideration...

---

GITUHH! πŸ˜„

Jadi apa yang mau dilakukan sebelum usia 30?

Ya yaudah, jalanin aja~
😊🌸

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN