KENDALI - Part 2: Lewat Jalan Mana Nih?


Salah satu rutinitas baru gue sebagai warga kantoran (lagi) adalah: memilih rute pergi dan pulang kantor.

Biasanya, demi pengelolaan finansial yang lebih efektif, efisien, dan tentunya ekonomis, gue akan memilih rute naik transportasi umum.

Namun ada masa di mana gue lagi kelelahan banget, mager berdiri di TJ/MRT, jadi kadang gue suka minta jemput sama cowok-cowok yang beda tiap harinya (a.k.a. babang greb atau goje 😅😂).

Gue suka banget naik motor, dibonceng, dan menempuh perjalanan jauh. Waktu tahun lalu masih kerja di area Karawaci, gue beberapa kali menempuh perjalanan otw pulang-pergi naik ojol.

Costly, memang, tapi gue "membayar" pemandangan dan momen-momen merenung.

Gatau ya, bagi gue paling enak dan nyaman itu merenung di dalam perjalanan menggunakan motor, bukan transportasi umum. Mungkin karena berasanya lebih 'private' kali ya; ditambah nikmatin angin sepoi-sepoi yang bikin muka adem, jadi seru aja gitu perjalanannya.

---

Nah, dalam konteks per-otw-an naik ojol ke kantor yang sekarang, gue punya beberapa opsi.

Pertama, lewat jalan utama: pinggir tol Tomang - Kemanggisan - Tanah Abang - Kebon Sirih - Bundaran HI - Sudirman - Mayapada Tower.

Kedua, bisa juga lewat: Jalan Panjang - Kemanggisan (BINUS) - Rawa Belong - Palmerah - Semanggi - Mayapada Tower.

Ketiga, bisa lewat: Jalan Panjang - ITC Permata Hijau - GBK - Semanggi - Mayapada Tower.

Kalo melihat preferensi pribadi, gue lebih suka lewat jalan yang pertama. Kenapa? Soalnya suasananya lebih adem menurut gue. Gak terlalu crowded dan noisy. Terus seru aja ngelewatin jalan protokol HI-Sudirman ngelewatin gedung-gedung tinggi.

Ketimbang ngelewatin Kemanggisan - Rawa Belong - Palmerah yang ampuuuuuunnnnn amit-amit macet dan crowded-nya bikin merinding! Gue benci banget asli kalo pak driver ojolnya lebih milih jalan ini.

Beberapa hari lalu gue kan ke kantor naik ojol. Pas banget rute yang dipilih si bapack adalah rute yang kedua. Awalnya gue gak ngerti kenapa driver-driver pada lebih suka milih rute kedua itu ketimbang rute pertama atau ketiga.

Jujur gue lebih sering bete kalau bapak driver-nya lebih milih rute kedua. Apalagi kan Kemanggisan - Rawa Belong - Palmerah situ ampun-ampunan bangeeeettt ramenya 😭😭😭

Emang siiii lewat Tanah Abang juga gak menjadi lebih baik.
Sama ramenya.
Cuma gatau kenapa gue lebih suka aja gitu lewat jalur yang pertama; atau yang ketiga karena bisa numpang lewat stadion GBK.

Enak aja gituuu pemandangannya, ketimbang si rute kedua.

Nah, kemaren pas yang gue kembali harus ngelewatin rute kedua itu, udah mulai misuh-misuh kan tuh dalam hati. Sambil mantengin Google Maps, gue mencoba untuk me-yaudah-kan pilihan si bapak driver untuk lewat situ.

Tiba-tiba, gue ngeh sesuatu: rute yang kedua—yang menurut gue malesin, crowded, macetnya gak karuan—ternyata adalah rute tercepat yang membawa gue sampai kantor tepat waktu
Kalo gak salah waktu itu gue berangkat jam 7-an, dan gue baru sampe Rawa Belong itu sekitar jam 7:30.
Sempet kurang percaya dengan apa yang gue lihat, tapi si Google Maps itu menunjukkan bahwa ETA (Estimated Time Arrive)-nya adalah sekitar 18 menitan.
Gue yang kayak: Lah, ini bukannya masih jauh? Kok udah tinggal 18 menit lagi perjalanan? Bukannya ini rute yang macet parah dan crowded gak karuan?

Ternyata bener. Gue sampai di kantor tepatttt pas jam 7:48.
Jam 7:50 gue udah ada di meja.

Kayak...selama ini gue gak notice, dan cenderung meng-underestimate rute perjalanan yang gue keluhkan itu.

Akhirnya gue jadi mikir dan merenung lagi gitu ya: terkadang jalan yang menurut kita paling baik, paling bener, paling nyaman, belum tentu bisa membawa kita ke tujuan tepat waktu—ini mungkin kinda cocoklogi dan filosofis ya, tapi gapapa, bagi gue ini sesuatu pembelajaran yang gokil banget dalam hidup.

Kalo gue maksain otw kantor lewat rute yang 'menurut gue' paling baik, paling nyaman, paling indah pemandangannya karena gak begitu crowded, mungkin waktu tempuhnya bisa jauh lebih lama karena titik macetnya lebih banyak, ketimbang si rute kedua itu.

---

Latihan 'memilih' itu ternyata akan ada terus setiap hari, setiap saat. Gue belajar bahwa ternyata kita sebagai manusia bisa nih dikasih kebebasan untuk:
  • memilih karena faktor nyaman, gak begitu menyebalkan, meskipun harus mengorbankan sumber daya lainnya (contoh: waktu), atau
  • memilih karena aware sama apa yang jadi tujuannya
At the end of the day: tujuan akan menentukan pilihan kita.

---

Sekian ke-random-an pembelajaran dari pemilihan rute pulang-pergi ngantor, wkwkwkw!

Semoga ketika kita diperhadapkan sama pilihan, kita bisa tetep ingat sama tujuannya apa.

Blessed always, everyone!

Comments

Popular posts from this blog

다 괜찮아, 나야

A Deep Grief, A Great Bless (part 2)

Lagi, Curcolan Random Habis Baca E-mail Siang Ini

Cie, Doanya Dijawab...

Tetap Melakukan Bagianku -- Sebuah Pilihan dan Komitmen Natal 2020

Merenungkan Perjalanan 7 Tahun Berkarir Sebelum Memasuki Usia 30

A Message For 2023