Sekarang kalo denger2 soal "mendoakan teman hidup", "mendoakan pasangan hidup", jadi agak2 bullshitty yah.

Pada akhirnya yang harus dihadapi ya realitanya.

Lu mau berdoa sekenceng apa, selama apa, kalo realita gak sama dengan yang lu doain ya ujung2nya yang dihadapi kekecewaan diri sendiri juga.

Gue sekarang ngeliat yg gini2 mending doa buat diri sendiri sih. Melihat dan menelisik seberapa pantas gue untuk bersama seseorang. Nanti "seseorang"-nya ya biar Tuhan yg datengin.
Karena kalo gue yg milih salah mulu.
Capek dan sakit sendiri jadinya.

I'm trying to learn and acknowledge my worth.

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN