Dear 'Writing Soul', Where Are You?
I can't remember the last time I was so excited when it came to 'writing schedule'. Saya sempet ada di fase hidup yang memasukkan kegiatan menulis sebagai agenda wajib harian; baik dalam bentuk journaling a.k.a nulis buku diari, atau posting tulisan di blog ini, setidaknya seminggu sekali. Kontennya entah itu tentang slice of life events, curhatan pribadi, opini terhadap sesuatu, atau apapun. Bagi saya, rutinitas dan konsistensi seperti ini melatih dan mempertajam skill berbahasa serta berkarya dalam tulisan.
Looking back to the school era—well I'm totally a grown-up now ๐—salah satu PR yang sangat saya senangi dalam pelajaran bahasa Indonesia saat itu adalah: membuat karangan. Apalagi kalau gurunya bilang, "Tolong ceritakan pengalaman kalian selama liburan sekolah. Dibuat dalam satu sampai dua halaman folio ya." Dikala teman-teman sekelas keberatan dan bereaksi: "yaah...yaaah" alias protes ๐คฃ, saya malah senyam-senyum sendiri karena langsung kebayang betapa serunya menceritakan liburan sekolah lewat tulisan. Apalagi di jaman itu saya belum punya akses ke ponsel atau laptop ya. Semua masih tulis tangan. Saat itu rasanya otot-otot nulis langsung ke-trigger semangatnya.
---
Let's move forward to the digital era. Saya mulai terpapar akses internet dan teknologi komunikasi. Saya jadi kenal ada yang namanya Facebook, Google, dan blog. Blog menjadi 'spark' pertama saya di dunia tulis-menulis. Sampe sekarang masih ada jejak digital blog perdana saya yang...setelah dilihat-lihat KOK KAYANYA ALAY BANGET DEH DULU ๐คฃ๐คฃ๐คฃ Bahkan masih ada loh di SERP*-nya Google ๐ฉ
| *Search Engine Result Page from Google |
(Mau delete account tapi gatau euy caranya gimana ๐ซ Lupa email sama password-nya apaan, udah lama banget...)
As you can see, di blog itu cuma ada 2 konten. Waktu itu memang saya masih belum begitu paham dan enjoy sama Blogger. Jadi platform menulisnya pindah ke Notes Facebook. Dulu, Facebook punya fitur Notes tempat penggunanya bisa nulis macem-macem. Mirip kayak tempat nge-blog juga. Cukup banyak tulisan yang saya bagikan di situ, tapi sejak lulus SMA, saya memutuskan untuk berhenti main Facebook karena mulai males dan udah gak seru lagi aja.
---
| meiilody.tumblr.com |
Masuk ke era kuliah hingga first-jobber, saya kembali ngeblog di Tumblr. Di sini jenis konten mulai bervariasi. Gak cuma tulisan, tapi juga foto, gambar grafis, meme, bahkan video juga bisa dibagikan di sini. Namun lagi dan lagi, saya kehilangan akses alias kelupaan email sama password-nya apa, jadi ga bisa login :v
Setelah kehilangan akses ke Tumblr, akhirnya saya kembali ke Blogger yang menjadi media permanen nulis blog sampai sekarang. Bahkan waktu itu sempet niat banget bikin domain berbayar biar terlihat pro, hahaha.
---
...and time flies so fast. So fast that I didn't realize that I lost my consistency and the discipline of writing.
Adulting sepertinya membuat saya lebih banyak fokus ke kerja dan cari uang demi bertahan hidup. Hal-hal yang dulunya sangat saya senangi dan jadi hobi, makin kesini makin gak tersentuh lagi. That's why I give this post a title: "My Writing Soul, Where Are You?"
Kayak...kemanakah semangat menulis yang dulu?
Kemanakah otot-otot yang selalu standby buat nulis di notes hape setiap ketemu ide cerita atau hal random lucu yang terlalu berharga untuk gak diceritain?
Instead...saya lebih sering terpapar dengan hal baru bernama: doom-scrolling. You know, that kind of endlessly scrolling social media content that makes us laugh or entertains us. In this era, I think it's fine to consume a lot of social media content, but...I also figured out that it can't help me sharpen my critical thinking skills.
Beberapa kali saya sempat percaya dengan berita hoax, padahal saya harusnya bisa aja lebih kritis dan melakukan check-and-recheck. Masalahnya, dunia media sosial itu bergerak sangat, sangat cepat. Keinginan untuk double check itu kayak tersingkirkan dan, entah mengapa, rasanya lebih ingin cepat percaya sama apa yang dilihat di konten itu (I think I need to do an exercise related to digital literacy skills, or maybe AI literacy too? As if we live with the robot AI every single time, wkwkwk).
---
Saya kehilangan rasa 'cinta' yang tadinya bersemi dengan baik pada kegiatan-kegiatan yang saya senangi, salah satunya pada kegiatan menulis.
Adulting, affected by mass layoffs this year, life problems, and many other bad things, could be the reason why I left this blog behind and did not continue the writing routine.
Padahal, proses menulis inilah yang sering menolong saya merasa puas dalam menjalani hidup; I feel a sense of purpose in life when I do the writings activity.
Padahal, proses menulis inilah yang bikin saya lega kalau lagi banyak pikiran, lagi dilanda banyak masalah hidup, atau kalau suasana hati lagi kacau.
Padahal, proses menulis inilah yang memicu daya berpikir kreatif serta imajinasi saya.
Padahal, proses menulis inilah yang bikin saya sadar kalau saya itu suka banget belajar bahasa, khususnya bahasa asing.
I found the connection between my passion for learning foreign languages and the ability to tell stories about certain topics. It's definitely not a coincidence, right? Terus akhirnya sekarang bisa terwujud lewat kegiatan les bahasa Inggris dan bahasa Jepang, yang sudah dimulai sejak bulan Maret 2025. Melalui proses inilah, pelan-pelan saya ter-trigger kembali untuk create something lewat tulisan, in Bahasa Indonesia, English, even Japanese.
Let's see what Meista can do to share goodness through writing.
Let's see if Meista can get back on track.
Hope this reflection triggers my commitment to be consistent and disciplined, like the old days.
| meiilody.medium.com |
(P.S.: I also created a Medium account to share blog posts in English only. Cuma masih kosong karena 1 tulisannya masih mendep di draf, hahaha ๐คฃ๐)
---
"Writing is the geometry of the soul." (Plato)

Comments
Post a Comment
Thank you for your comment! :D