Gue suka bingung dan gak paham deh sama orang-orang yang suka bilang: "nanti Tuhan perlengkapi kok".

Bukannya gue gak percaya dengan statement itu, tapi dalam beberapa konteks, gue sensing kayak ada tendensi untuk 'meremehkan' fakta bahwa manusia juga kudu berusaha.

Iya, bener, Tuhan bisa membuat manusia bekerja dengan seajaib mungkin hanya dalam sekejap mata, tanpa perlu adanya melatih diri sendiri, memperlengkapi diri dengan skill-skill yang mumpuni, cuman...sampai pada taraf tertentu kok gue ngeliatnya bisa menimbulkan kesan 'malas' ya? Padahal gue yakin kok manusia dipanggil untuk berusaha juga. Hasilnya yang memang gak pernah bisa ada di dalam kontrol kita.

Jadi gue suka bingung gitu kalo ada orang yang, well mungkin ini yang dinamakan beriman kali ya idk, suka bilang: "kita ini manusia yang gak akan pernah siap untuk melakukan apapun. Jadi ketika Tuhan bilang dan suruh kita melakukan sesuatu, ya lakukan aja."

Iya iya bener sih ya, kedengarannya itu holistis banget gitu. Tapi kesel adalah ketika melihat realita berikutnya yang tidak diiringi dengan follow up lebih lanjut dari usaha manusia. Makanya tadi gue sempet senggol istilah 'malas', karena buat apa nurutin apa yang katanya "perintah Tuhan" tapi dari manusianya gak ada upaya untuk belajar lebih lanjut tentang hal yang "dibukain" itu. Berkoar-koar aja tanpa ada aksi yang jelas.

Dalam perjalanan hidup gue hingga detik ini gue nemu nih tipikal-tipikal orang kresten yang kek begini. Yha monmap dah yak, yang begini-begini sejujurnya bikin gue jadi pait sendiri sama orang kresten. Bukannya gimana-gimana, tapi males aja ngeliat orang yang banyak berkoar-koarnya, tapi aksi konkritnya tipis.
Dan lebih ngeselinnya lagi kalo orang-orang kayak gini udah gak ngeliat sesamanya manusia sebagai manusia seutuhnya; yang berbeda, yang punya ciri khas, yang punya keunikan sendiri, tapi "dipaksa" untuk memahami atau mengerti alur pemikirannya si orang-orang super rohani tadi.

Ya so sorry lah ya, mungkin gue bukan orang kresten yang beriman apa begimana. Tapi gue cuma percaya Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat atas seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk unsur logika di dalamnya. Meski kita bener-bener gak bisa kontrol kehidupan kita 100%, tapi gue percaya Tuhan punya otoritas di dalam seluk-beluk kehidupan manusia hingga aspek yang paling detil, kecil, remeh-temeh sekalipun.

Jadi gak ada tuh istilahnya yang katanya "Tuhan akan perlengkapi diri kita kok" tapi abis itu manusianya diem aja dan memilih untuk stay clueless. Yeeu, usaha kali. Do something. Ngapain kek gitu.

(Dari aku, yang suka bingung sama kelakuan orang-orang kresten paling rohani sejagat raya)

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN