Another Blessing Song


Kau hiasi kehidupanku dengan kemurahan-Mu
Kau rancangkan masa depanku penuh dengan harapan

Aku ada saat ini semuanya kar'na kasih-Mu
Aku hidup hari ini semua berkat kemurahan-Mu

T'rima kasih, Yesus
Engkau sangat baik, teramat baik bagiku


---

Sebuah lagu sederhana yang baru kukenal dan akhirnya menjadi penyembahan pribadi pada Yang Maha Baik. Tau lagu ini pertama kali karena mau review permainan piano dari salah satu peserta acara Training MC & Pemusik PO BINUS di kapita selekta 'Keyboard' beberapa minggu yang lalu. Salah satu lagu yang ia mainkan untuk simulasi ibadah adalah lagu ini. Seperti biasa, awalnya biasa aja pas dengerin, tapi lama-lama ketika liriknya dihayati, ternyata mengandung sebuah janji dan penguatan untuk percaya sama janji itu. "Kau rancangkan masa depanku penuh dengan harapan." Dengan kondisi serba kacau, penuh kekhawatiran, dan makin gak pasti kayak sekarang ini, lagu "Berkat Kemurahan-Mu" ini menjadi sebuah soul refreshment tersendiri bagiku. Belum lagi pengingat tentang keberadaan kita di dalam kehidupan ini "...semuanya kar'na kasih-Mu...semua berkat kemurahan-Mu."

So why am I still worry? Why am I still desperate about my future? I'm asking myself.

Menyadari janji-Nya yang selalu sempurna dan akan tergenapi, ungkapan syukur pun dengan segenap hati bisa dinaikkan pada Yang Maha Kreatif: "T'rima kasih, Yesus. Engkau sangat baik, teramat baik bagiku."

---

Another random writing about how I've been blessed and reminded about His kindness through the song. Jujurly ini bukan yang pertama kalinya aku ngerasa ter-jlep jlep lewat lagu. Aku pernah tulis kisah serupa lainnya di sini:


🌈

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN

A Deep Grief, A Great Bless (part 1)