Coba nih ya, biasanya gua kalo memutuskan ikut kamp itu kudu di-trigger sesuatu atau seseorang; antara karena guenya dilibatkan pelayanan, atau karena ada bestie gue di sana.

Sekarang mau ngetes dan menguji hati untuk ikut sebuah kegiatan yang dimotivasi karena kebutuhan. Yah, kelihatannya momennya sangat tepat untuk gue ikut acara ini di masa-masa "istirahat pelayanan"--konteks pelayanan yang literally melayani di ladang rohani. Masih fase ambil jeda dan istirahat, kayaknya pas kalau gue ikut acara ini. Pas banget juga untuk menguji hati dan motivasi. Karena...ya jujur aja lately gue lagi nyadar bahwa ternyata gue sering jatuh ke motivasi yang gak baik-baik amat kalo lagi terima pelayanan. Despite of I realize that I have my own-given-capacities, sering juga motivasinya karena 'merasa dibutuhkan'. Nah, sekarang fasenya kebalik, gue yang lagi membutuhkan orang lain. Gue yang lagi butuh pertolongan. Dan di fase "istirahat pelayanan" ini kiranya gue bisa belajar untuk gak sombong dalam meminta pertolongan orang lain. Jleb banget ternyata ya bahwa kesombongan itu konteksnya bukan hanya dalam hal memegahkan diri atau memamerkan apa yang kita punya, tapi bahkan gak mau meminta pertolongan aja itu udah jadi bentuk kesombongan tersendiri.

Jadi yha gitu. Coba ya, postingan ini jadi saksi komitmen pribadi gue per hari Selasa, 30 Agustus 2022 jam 21:31 WIB. Gue pribadi mau lihat beneran gak nih bakal ikut kampnya, hahaha πŸ™ˆ

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN