Resign




It feels weird...

Ketika lo tengah menempuh perjalanan dan petualangan yang...lo yakin lo tengah menapaki langkah yang tepat, tapi karena anginnya kencang banget, jadi seringkali ngerasa bersalah dan ragu.

Lo yakin lo tengah berjalan ke arah yang tepat, tapi lo gak tahu jalan di ujung sana bakalan baik atau enggak buat lo. Orang banyak bilang ini istilahnya: beriman. Sebuah langkah yang gak lo ambil hanya dalam sekejap mata, sehari, dua hari, seminggu, sebulan, setahun...tapi bahkan bertahun-tahun. Hingga akhirnya keberanian untuk mengambil keputusan pun tiba.

So, yah...this is it. Collecting every courage I have to keep walking, keep going, and keep hoping that I...no, that we...are not alone in this journey.

Maybe this story is one of a small dot that will create a Bigger Story. Idk. All I know is just keep going and put my faith on The Invisible Father, Who always taking care of us until now.

πŸƒ

P.S.: sebelum klean-klean mengira gue job-hoping lagi untuk yang kesekiaaaan kalinya (πŸ˜‚), konteks tulisan ini pokoknya bukan tentang karir dan pekerjaan gue. Thank God pekerjaan dan karir gue baik-baik saja dan masih tetap menyenangkan serta penuh tantangan.
Eh...doain yah! Gue mau les bahasa Inggris nih, ehehehe. "Business English" to be exact. Tadinya mo belajar bahasa Korea biar gue dapet gebetan oppa-oppa koreya. Eh jadinya malah belok arah ke enggres πŸ˜‚

Thank you, yeorobun! πŸ™Œ

Comments

Popular posts from this blog

Enggak Mau Main Piano Lagi Selamanya

MUSIM(an) -- Sebuah perspektif dari cewek yang doyan makan

Cara Jatuh Cinta Sama Indonesia

MAKANAN JIWA: Kasih yang (Tidak) Terbatas

Apakah Relasi dengan Sesama Bisa Menjadi Berhala?

7 Tipe Penumpang Gerbong Pertama dan Terakhir

Suasana Hati Seperti Langit: Mendung

"Rejection" vs "Reflection" - Belajar Dari Lagu MULAN